Pada hari Senin lalu, GE mengakuisisi unit bisnis power dan grid Alstom, yang menggawangi lahirnya sebuah powerhouse industrial global baru. Kesepakatan tersebut memang baru saja disahkan, namun ini bukan yang pertama kali bagi kedua perusahaan tersebut bertemu. Sebenarnya, keduanya berasal dari “akar” yang sama.
GE pertama kali berdiri di tahun 1892, saat penyandang dana asal New York, J.P. Morgan mengorganisir merger setara antara Edison General Electric Company milik Thomas Edison dan Thomson-Houston Electric Company milik Elihu Thomson, yang kemudian menjadi GE. Jajaran pimpinan Thomson-Houston, Charles A. Coffin, menjadi presiden direktur GE yang pertama.

Atas: Penemuan-penemuan awal dari Thomson, yaitudinamo, lampu busur, dan listrik arus bolak-balik, menjadikannya salah satu penemu terhebat di akhir abad 19. Perusahaannya. Thomson-Houston bergabung dengan Edison General Electric Company di tahun 1892. yang kemudian membentuk GE. Gambar atas: Thomson sedang melihat dengan teleskop di ruang observatorium di Swampscott. Kredit gambar: Museum Innovation and Science Schenectady
Sama halnya dengan Edison, Thomson sudah gemar mengoprek dan melakukan penemuan sejak kecil, “Saya sudah gemar mengoprek peralatan listrik sejak umur 11 tahun, hampir semuanya saya sendiri yang mengkonstruksi. Saya sangat menggemari semua kemajuan dalam ilmu sains kelistrikan dan penggunaannya.” Tulis Thomson dalam sebuah surat. Kegemarannya akan ilmu kelistrikan amat hebat, hingga namanya masih dikenal hingga hari ini – walaupun sedikit berubah – tiga huruf terakhir dari namanya terkandung dalam nama Alstom.

Bahkan jauh sebelum merger ini terlaksana, Edison dan Thomson sama-sama berupaya untuk mengekspor produk mereka namun terhambat oleh batasan-batasan legal. “Semua perusahaan asing terutama perusahaan Perancis tanpa terkecuali wajib melakukan produksi di Perancis demi mengikuti undang-undang paten,” sebagaimana dimuat dalam Edison Bulletin mengenai anak perusahaan perancis milik Edison di bulan Juni 1882.
Guna mengantisipasi adanya penolakan, di Perancis, Thomas-Houston berdiri di bawah nama grup Companie Francaise de L’Exploitation des Procedes Thomas-Houston (CFTH) dan pada tahun 1893, GE memberikan “hak eksklusif untuk semua lini produk dan sistem listrik di Perancis.” Menurut kajian sejarah bisnis GE.

Pembangkit listrik Thomas-Houston pada pertengahan 1890-an, tidak lama setelah perusahaan tersebut bergabung dengan Edison General Electric co. yang kemudian membentuk GE. Kredit gambar: Museum of Innovation and Science Schenectady
Pada tahun 1928, CFTH bergabung dengan Sociéte Alsacienne de Constructions Mécaniques milik Perancis yang kemudian menjadi Alstom – saat itu disebut Alstom – untuk menjadi perusahaan pengembang pembangkit listrik dan teknologi alat berat.
Bisnis tersebut berpusat di Belfort, Perancis. Di tahun 1959, GE memberikan hak produksi turbin gas kepada Alstom di sana, dan membelinya kembali di tahun 1998.

Di tahun 1903, Stasiun Kereta Api Paris Orleans digerakkan oleh teknologi Thomson-Houston. Kredit gambar: Museum of Innovation and Science Schenectady
GE masih memproduksi turbin di Belfort, termasuk 9HA, alias “Harriet”, turbin gas terbesar dan paling efisien di dunia.
Thomson lahir di Inggris pada tahun 1853 dan pindah ke Amerika sejak kecil. Di usia 11 tahun, ia terpesona dengan listrik dan menciptakan sebuah mesin bertenaga listrik yang terbuat dari sebotol anggur. “Ilmu kelistrikan yang saya pelajari berawal dari mesin tersebut,” ujar Thomsonkepada seorang penulis biografi.
Sejak lulus SMA, ia mengajar ilmu sains dan menjadi profesor di usia 23. Pada tahun 1990, bersama dengan teman SMA, Edwin Houston, Thomson memulai usaha sistem lampu busur. Usaha tersebut sangat sukses dan berhasil mengungguli Edison and Westinghouse Electric Co. sepuluh tahun kemudian.
Setelah bergabung dengan Edison, Thomson menjadi kepala insinyur GE dan mendorong perusahaan untuk mendirikan laboratorium riset di Schenectady, NY. Laboratorium tersebut kemudian menjadi GE Global Research.

Di sepanjang karirnya, Thomson memberikan kontribusinya sebagai pionir dari pembangunan sistem arus bolak-balik, dinamo, lampu jalan listrik dan rel kereta api, x-ray dan teknologi lainnya. Selama hidupnya, ia telah menerima lebih dari 700 paten.
Kini, di laboratorium-laboratorium, ilmuwan mulai merancang softwareyang menghubungkan mesin dengan Industrial Internet, metode advanced manufacturing seperti 3D printing, dan supermaterial seperti ceramic matrix composites (CMC), yang sudah digunakan pada mesin jet.
Sebagaimana ditulis oleh Thomson, “Narasi sejarah peristiwa kelistrikan di masa-masa awal membawa saya kembali kepada retrospeksi masa di mana saya pertama kali menyadari potensi penggunaan listrik di masa depan, dan terutama penerangan listrik – yang mungkin akan menjadi awal perkembangan dalam skala besar.”