Skip to main content
×

GE.com has been updated to serve our three go-forward companies.

Please visit these standalone sites for more information

GE Aerospace | GE Vernova | GE HealthCare 

header-image

Mengenal Teknologi Turbin Angin Cypres, Andalan bagi Bisnis PLTB

Lukya Panggabean
April 05, 2019
Akhir tahun lalu, GE kembali meluncurkan produk turbin onshore terbaru yang diproduksi oleh LM Turbine, sebuah perusahaan GE, spesialis teknologi turbin angin global berbasis di Denmark, yang mana telah diakuisisi oleh GE Renewable Energy pada 2017.
Produk bernama Cypres ini merupakan turbin skala 4 MW sampai 5 MW yang merupakan bagian peningkatan produk teknologi dari seri 2 MW dan 3 MW milik GE sebelumnya. Cypress diharapkan bisa memfasilitasi kapasitas-kapasitas PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) sekitar 20 GW.

Saat ini ada dua jenis turbin Cypres yaitu 4,8-158 dan 5,3-158. Arti angka pertama adalah kapasitas listrik dari turbin, sedangkan sisanya untuk diameter dan lebar bilah. Kedua produk yang menawarkan peningkatan efisiensi AEP hingga 50 persen selama umur turbin ini, telah didapuk sebagai turbin angin paling ideal untuk area PLTB  yang mempunyai kecepatan angin rendah hingga menengah seperti di Indonesia.

Pete McCabe, CEO Business Onshore Wind GE mengatakan, "Prototipe Cypress 4.8-158 saat ini sedang diproduksi di pabrik Salzbergen, Jerman. Cypress sendiri dibangun berdasarkan rekam jejak kesuksesan teknologi turbin angin GE sebelumnya yang unggul dalam skalabilitas dan fleksibilitas. Cypress juga merupakan representasi dari hasil kinerja yang fokus dan konsisten termasuk untuk kualitas. Produk ini akan memungkinkan pelanggan mendapatkan keunggulan di bisnis PLTB. “

 width=

 

Bilah revolusioner

Menyadari tantangan akan lokasi PLTB yang umumnya berada di daerah terpencil, turbin Cypress pun didesain lebih fleksibel. Salah satu konsepnya adalah bagian bilah bisa dibuka menjadi dua setelah selesai di produksi. Hal ini agar mudah membawanya ke lokasi PLTB. Sesampainya dilokasi, bilah kemudian bisa dirakit kembali di assembly point area PLTB.

"Inilah salah satu inovasi utama Cypress yang  bilah-nya bisa dibagi dua, kemudian bisa dirakit kembali di lokasi. Ini merupakan hal baru bagi GE dan industri turbin angin,” kata Jerome Pécresse, CEO GE Renewable Energy.

Tak pelak, hal ini mempermudah pengiriman komponen (termasuk bilah) ke lokasi PLTB yang sangat terpencil sekalipun. Karena cukup sulitnya mengirim lewat jalan darat, para “transporter” biasanya harus mensurvei dulu beberapa bulan sebelum pengiriman dengan nantinya diakhiri “gladi kotor” pengiriman. .

“Teknologi baru ini akan mengatasi tantangan logistik yang selama ini menjadi momok. Seperti pengiriman turbin angin ke lokasi sering terkendala jalan yang sempit. Dengan cara ini akan memberi akses lebih mudah ke lokasi yang sebelumnya dianggap mustahil untuk dikirimkan karena terlalu merepotkan. Jadi cara baru ini sangat menjanjikan," lanjut Pécresse.

Setelah sukses, cerita mengenai pengiriman bilah panjang ini kerap dijadikan dokumentasi dan klaim prestasi tersendiri bagi perusahaan pengirim “Dan bagi pengembang PLTB, teknologi bilah yang baru ini manfaatnya bisa mengurangi waktu sewa alat berat sehingga signifikan menurunkan biaya logistik,” tukas Pécresse.

Di samping itu, dengan panjang bilah berdiameter 158 meter, maka bilah lebih fleksibel untuk menyesuaikan kondisi dan kecepatan angin di lokasi PLTB. Bahkan bisa meningkatkan AEP dan membantu menurunkan Levelized of Electricity (LCOE).

Bilah berbahan karbon hasil penelitian, desain, dan keahlian manufaktur skala besar dari tim-tim di Bisnis Onshore Wind milik GE, Pusat Penelitian Global GE dan LM Wind Power. "Peningkatan kemampuan bilah ini merevolusi tawaran yang dapat kami berikan untuk pelanggan GE. Namun terkait teknologi baru bagi bilah ini, sebenarnya tim kami juga mendapat masukan metodologi desain dari pelanggan,” ungkap Duncan Berry, CEO LM Wind Power.

[playlist type="video" ids="50504"]

Perawatan lebih mudah

Selain teknologinya, Cypress juga dirancang untuk mempermudah perawatan semua komponen. Kemudahan itu termasuk perawatan menara dan mengantisipasi terjadinya trouble shooting sistem kelistrikannya.

Cypress juga dirancang untuk bisa menyesuaikan. Kombinasi layanan yang terencana, terkondisi, dan prediktif ini akan membantu memastikan lebih banyak keandalan, efisiesi waktu kerja, dan produksi listrik yangpada akhirnya menurunkan biaya after sales perawatan PLTB.

Para insinyur GE ingin Cypress bisa mengoptimalkan PLTB skala 4-5 MW. Untuk itu, mereka memvariasikan spesifikasi berbagai komponen yang andal seperti generator, tinggi menara ideal, sampai pada tingkat kebisingan yang ditekan hingga 104 desibel.