Pada Indonesian Petroleum Association (IPA) Exhibition di Balai Sidang Jakarta, GE Oil and Gas membuka kesempatan bagi mahasiswa yang tertarik pada industri ini untuk bertanya-tanya mengenai isu-isu yang pernah mereka dengar mengenai industri migas, serta bagaimana cara untuk membangun karir di sektor tersebut.
Puluhan mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gunadarna, Universitas Pembangunan Nasional Jakarta, dan perguruan tinggi lainnya, berkumpul di booth GE pada 18 dan 19 Mei lalu untuk memuaskan keingintahuan mereka.

Sebelum diskusi mengenai karir dimulai, Direktur GE Oil and Gas Iwan Chandra meyakinkan para mahasiswa bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan sektor migas saat ini.
“Jangan khawatir, bisnis itu ada siklusnya. Kami yakin energi tidak akan lepas dari pertumbuhan negara, dan sumber terbesar masih di oil and gas,” kata Iwan. “GE sudah di industri ini 125 tahun, dan kita terus berkembang melalui akuisisi dan organik, jadi tak perlu khawatir dengan kelangsungan industri oil and gas.”
Memangnya ada pilihan profesi apa aja di industri ini?
Arief Nur Budiman, Country Sales Leader dari Industrial Power Solutions GE Oil & Gas, menjelaskan bahwa sektor migas terdiri dari berbagai macam usaha. “Rantainya panjang, dari eksplorasi, eksploitasi, ekstraksi, dan lain-lain,” kata Arief.
“Ada perusahaan pengelola blok, ada perusahaan teknologi dan solusi, seperti GE, dan ada juga penyedia service dan pekerja. Masing-masing perusahaan butuh orang-orang dengan kualifikasi berbeda, makanya peluangnya sangat terbuka lebar bagi kalian yang tertarik memasuki industri minyak dan gas.”
Lalu, sebenarnya apa sih yang dibutuhkan oleh perusahaan minyak dan gas?

Aldo Sosodoro, Country Operations Engineer GE Oil & Gas, yang juga mengisi sesi menjelaskan bahwa kualifikasi teknis yang dibutuhkan setiap posisi memang berbeda-beda, namun yang terpenting adalah keinginan belajar yang kuat.
“Banyak yang masuk ke industri ini bukan dari background perminyakan,” katanya.
Juwita Rahayu, Lead Specialist Recruiter GE Asean, juga menambahkan pentingnya nilai akademis yang baik.
“IPK memang bukan segalanya, tapi itu bukti kalau seseorang bertanggung jawab pada pendidikannya,” kata Juwita. “Nah, karena belum ada pengalaman, kami juga melihat peran yang penah dilakukan sebelumnya, apa saja tantangan yang pernah dihadapi dan bagaimana mengatasinya.”
Yang tak kalah pentingnya adalah pembawaan diri.
“Bagaimana bajunya saat datang wawancara, ketepatan waktu, persiapannya serta kemampuan Bahasa Inggris.”
Juwita menambahkan bahwa di GE terdapat banyak kesempatan kerja, terutama dalam bentuk leadership programs, contohnya di bidang commercial, engineering, communications, digital technology, human resources, dan operations, serta program magang selama tiga hingga enam bulan.
Lalu, apa yang harus dilakukan setelah mendapatkan pekerjaan? Apakah prospek kariri di industri minyak dan gas masih menjanjikan?
Herman Salim, Sales Manager Flow & Process Technologies di GE Oil & Gas, berbagi pengalamannya berkecimpung di sektor migas selama belasan tahun.
“Kita harus punya naluri berkompetisi untuk jadi lebih baik. Perusahaan memang memfasilitasi, tapi kan tidak mungkin mempromosikan yang tidak mumpuni. Tantang diri sendiri untuk berkompetisi, bergaul untuk belajar dari orang lain, supaya kita bisa navigasi karir kita sendiri,” katanya.
“Adaptiflah terhadap perubahan. Take it as a learning. Anggap saja begini, kan kalau kuliah, kalian bayar untuk belajar. Kalau kerja, kalian belajar sambil dibayar. GE adalah tempat belajar yang sangat bagus untuk membuka wawasan dan belajar berpendapat.”

Siapkah kamu membangun karir di GE? Kunjungi http://www.ge.com/careers untuk informasi lowongan karir dan magang terbaru.