Skip to main content
×

GE.com has been updated to serve our three go-forward companies.

Please visit these standalone sites for more information

GE Aerospace | GE Vernova | GE HealthCare 

header-image

GE dan RS Bintaro Dukung Teknologi Digital Radiologi

Lukya Panggabean
January 21, 2019
Rumah Sakit Premier Bintaro boleh berbangga setelah menjadi salah satu di Asia Tenggara yang menerapkan teknologi digital untuk radiologi bernama GE Centricity Universal Viewer 100 Edition. Teknologi tersebut telah menjadi solusi pengarsipan data pasien dan platform komunikasi berbasis web yang terintegrasi dan dilengkapi dengan alat produktivitas cerdas, visualisasi canggih, dan mudah diakses dimanapun
Putty Kartika, Country Director, GE Healthcare Indonesia, menyatakan, ikut berbangga CentricityTM Universal Viewer 100 Edition bisa mendukung Departemen Radiologi Rumah Sakit Premier Bintaro. Teknologi ini, katanya, memang cocok digunakan departemen radiologi berskala kecil hingga menengah. Terbukti telah membantu para ahli radiologi dan dokter memberikan diagnosis serta memberikan keputusan lebih akurat dan efisien.

Wildan Djohany, VP Business Development and IT Ramsay Sime Darby Healthcare Indonesia, RS Premier Bintaro,menjelaskan, dari yang sebelumnya konvensional, sejak tahun 2016, pemeriksaan radiologi di RS Premier Bintaro sekarang sudah dengan sistem radiologi digital. “Praktis memudahkan para tenaga kesehatan dalam pengambilan gambar dan meningkatkan komunikasi antara dokter dan ahli radiologi melalui platform terintegrasi,” katanya dalam acara diskusi di rumah sakit Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (6/9/2018).

Dari sisi manajemen RS, CentricityTM Universal Viewer 100 Edition memberi dampak interoperabilitas yang tinggi dengan sistem rumah sakit lainnya karena menggunakan catatan medis sistem elektronik. Pihaknya juga bisa melakukan efektifitas dalam menyimpan data diagnosis dan memiliki interface yang terhubung dengan sistem rekam medis elektronik rumah sakit

Sebelumnya, Wildan mengaku, pihaknya sempat kerepotan dalam menangani catatan medis pasien saja. Bayangkan, semua dokumen itu semakin menumpuk seiring bertambahnya pasien serta harus melakukan backup manual. Apalagi sesuai regulasi, RS harus menyimpan catatan itu minimal 5 tahun. Tak pelak ini membutuhkan sebuah ruangan sangat besar untuk menyimpan arsip.

“Sekarang tidak lagi. Kami hanya gunakan ruangan 1/10. Ini memberi efisiensi apalagi sebagai RS swasta kami memang dituntut agar sangat efisien,” jelasnya.

Dulu, kata Wildan, para dokter suka dibuat bingung karena hardcopy medical report-nya hilang oleh pasien. Ini membuat RS kesulitan jika pasien ingin mencari medical reportnya karena sangat banyak dokumennya. Teknologi ini membuat lebih praktis dan mana karena pasien cukup membawa CD medical report dan pihak RS juga bisa menyimpannya untuk backup. Penghematan biaya juga terjadi karena pasein tak perlu lagi menggunakan film rontgen yang selembarnya bisa seharga Rp 60.000. “Sekarang sudah less paper kecuali yang terkait legal," ujar Wildan.

Sekretaris Jenderal Persatuan Dokter Spesialis Radiology Pusat (PDSRI), Dr. Vonny N. Tubagus, Sp Rad (K), mengatakan, seiring dengan bertambahnya penyakit kronis dan populasi lansia pada era yang modern ini, radiologi memiliki peran yang penting dalam memastikan pasien mendapatkan perawatan medis yang tepat.

"Oleh karenanya, menjadi sangat penting bagi ahli radiologi dan dokter untuk mendapatkan gambar dan laporan radiologi yang akurat dan komprehensif, sebagai upaya untuk memastikan penanganan pasien yang lebih akurat dan cepat. Menerapkan teknologi digital cerdas, seperti GE Healthcare CentricityTM Universal Viewer 100 Edition, akan membantu para ahli radiologi dan dokter dalam memberikan diagnosis dan membuat keputusan yang lebih akurat dan efisien.” katanya.

Terintegrasi dengan PACS

Picture Archiving and Communication System (PACS), diciptakan pada 1972 oleh Dr Richard J. Steckel. PACS memiliki kemampuan untuk memberikan akses tepat waktu dan efisien dari segi interpretasi dan data terkait. PACS juga mengurangi hambatan fisik dan waktu yang terkait dengan kertas film, pengambilan gambar manual, distribusi, dan tampilan.

Erni Rosnawati Rusmana, Head of Radiology, RS.Premier Bintaro, menuturkan, GE Centricity Universal Viewer 100 Edition terintegrasi PACS. Dengan single repository, gambar bisa 2D dan 3D, alhasil gambar lebih tajam, berwarna, dan dapat dilihat dari berbagai sudut sudut. “Kami bisa melakukan zoom karena resolusinya tinggi,” ujarnya.

Di sisi lain, dengan penerapan pemeriksaan radiologi digital ini, maka otomatis waktu dari pelaku medis seperti ahli radiologi hingga dokter, dan tentunya pasien sendiri akan jauh lebih hemat. Sebab, pasien tidak perlu bolak-balik melalukan pemeriksaan radiologi dan bisa langsung ditangani oleh dokter yang berwenang.

“Dengan petugas bisa mengurangi resiko kesalahan saat input data pasien karena bisa langsung nge-link ke modality,” katanya.

Lalu setelah pemeriksaan, pasien bisa datang langsung ke dokter yang dirujuk atau foto hasil radiologi dibawa ke ruang dokter untuk diperiksa. Sebelumnya RS harus melakukan pensile yang mmbutuhkan waktu sekitar 8 menit. “Kalau sekarang setelah pemeriksaan selesai pasien bisa langsung kembali ke ruangan dokter. Sekarang secara otomatis dokter radiologi bisa buka data pasien di layar monitor,” ungkapnya. Dengan PACS, dokter radiologi juga bisa bekerja secara remote dan meningkatkan status apakah pasien dalam keadaan kritis atau tidak.

Hal senada diungkapkan Dr. Vonny N. Tubagus. Menurut dia, banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari PACS dibandingkan jika masih menerapkan sistem manual. Sebelumnya, pasien harus menunggu hasil radiologi diprint dengan kertas film yang memakan waktu dan biaya. Pada PACS, hasil radiologi akan langsung bisa diakses oleh dokter bersangkutan untuk segera ditindaklanjuti.

“PACS akhirnya memudahkan saat ada tidakan gawat darurat. Ini karena PACS itu suatu sistem (software-hardware) yang bisa menyimpan gambar (hasil CT Scan) ke spesialis radiologi agar bisa dibaca sesuai aslinya. Jadi PACS bisa diakses kapan saja, di mana dokter radiologi itu berada,” jelasnya.

Alasan penggunaan PACS

Wildan Djohany, menjelaskan, setidaknya ada tiga faktor yang melatar belakangi penggunaan PACS. Pertama dari sisi klinisi atau dokter patologi, mereka menginginkan suatu sistem yang bisa mengkases data pasien secara tepat akurat kapan dan dimanapun berada. Kedua, para dokter ingin info pasien bisa diakses dari EMR dan terakhir historis data pasien juga bisa diakses.

“Bahkan saya punya visi kedepan pasien juga bisa mengakses data dirinya. Jadi nanti pasien cukup dikasih link hasil PACSnya dan tak perlu bawa CD lagi,” katanya.

Sedangkan efeknya PACS bagi pasien, eksposur radiologi dari pemeriksaan x-ray, scanning, ultrasonic, USG dan juga MRI (magnetic resonance imaging), akan lebih minimum. “Intinya teknologi ini menambahkan rasa nyaman dan kepuasan bagi pasien kami,” tutur Wildan.

Selain itu, Wildan menjelaskan, GE Healthcare dan RS Premier Bintaro telah merilis hasil studi independen yang dilakukan oleh Frost & Sullivan tentang penerapan teknologi digital yang dilakukan di Departemen Radiologi RS Premier Bintaro.

Hasil studi mengungkapkan, rumah sakit dapat melakukan penghematan biaya sebesar 31% per pemeriksaan pasien, terutama dari sisi semakin berkurangnya penggunaan film rontgen. Selain itu, teknologi digital tersebut juga dapat mempersingkat waktu tunggu pasien hingga 38% berkat efisiensi alur kerja, dan meningkatkan ketepatan diagnostik sebesar 10% dari kualitas gambar dan pengukuran radiologis yang lebih baik.

Studi tersebut telah merupakan hasil penghitungan dari 10.000 prosedur radiologi selama periode tiga bulan. Hasil studi ini juga merupakan hasil dari 12 sesi diskusi dengan ahli radiografi, ahli radiologi, administrator, ahli bedah, dan dokter dari rumah sakit.