Skip to main content
header-image

Bagaimana Teknologi GE Membantu Memperkecil Dampak Pemadaman Listrik

April 21, 2022

Kolaborasi dengan Restu Cahyanto, Country Sales Manager, Grid Automation Indonesia GE

 

Pemadaman listrik memberikan dampak besar bagi ekonomi dan masyarakat di seluruh dunia. Ledakan populasi dan industrialisasi yang meningkat memberikan tantangan bagi perusahaan utilitas untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggan sekaligus memastikan resiliensi jaringan. Elektrifikasi produk dan layanan yang jauh meningkat juga sudah sangat mengurangi toleransi kita terhadap pemadaman listrik, sehingga memberikan tanggung jawab besar pada perusahaan utilitas untuk memastikan keandalan dan kestabilan sistem pasokan energi. Walaupun penyedia energi bekerja lembur untuk melindungi jaringan listrik dari gangguan, terjadinya satu masalah cuaca buruk saja sudah bisa menyebabkan gangguan teknis atau kesalahan manusia berpotensi untuk mematikan seluruh sistem energi, yang akan berdampak besar bagi masyarakat dan ekonomi.

Hal ini menimbulkan pertanyaan – bagaimana jika gangguan ini bisa diprediksi atau bahkan dicegah? Seperti bencana alam lain – kebakaran, tsunami, badai dan longsor – bagaimana jika kita bisa menciptakan sistem peringatan dini yang memberikan kita kesempatan untuk merespons pemadaman atau bencana energi yang bakal terjadi? Dengan menerapkan otomatisasi yang canggih, menurut Restu Cahyanto, Country Sales Manager, Grid Automation Indonesia GE, bisa membantu mengatasi gangguan sistem dan memastikan kestabilan jaringan listrik.

 

Lebih dari Sekadar Koneksi: Meningkatkan Akses Energi di Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.000 pulau, sehingga bagi pemasok listrik, ini menjadi tantangan infrastruktur. Saat ini, sebagian besar populasi di Indonesia terpusat di wilayah barat pulau Jawa. Populasi di wilayah ini begitu padat sehingga permintaan energi di Jawa bagian barat tidak bisa dipenuhi oleh pembangkit listrik yang ada di wilayah itu saja, dan harus dialirkan melalui jaringan transmisi besar untuk memastikan listrik yang cukup di seluruh negeri.

Transmisi listrik ini bukan hal yang mudah. Mengalirkan listrik ke berbagai pulau di Indonesia membutuhkan sistem interkoneksi yang bisa mentransmisi sejumlah besar daya melintasi jarak jauh. “Jalur transmisi yang andal, gardu voltase tinggi dan banyak fasilitas kelistrikan lain dibutuhkan untuk bekerja dengan harmoni sempurna untuk memastikan seluruh negeri menerima energi yang mereka butuhkan,” ucap Restu.

Setiap gangguan terhadap sistem energi, baik itu masalah teknis, permintaan yang melonjak, atau cuaca ekstrem bisa menyebabkan gangguan. Ini bisa menyebabkan masalah seperti pemadaman listrik terbesar yang dialami Amerika Serikat tahun 2020, karena jaringan listrik yang menua dan cuaca buruk, pemadaman listrik Argentina baru-baru ini disebabkan oleh kegagalan di saluran voltase tinggi, atau di bulan Agustus 2019 di Indonesia saat terjadi kegagalan transmisi yang menyebabkan gangguan listrik di seluruh negeri.

“Selain tantangan geografi,” Restu menambahkan, “banyak gardu listrik voltase tinggi di Indonesia yang dibangun sudah sejak lama, sehingga memberikan tantangan dalam hal pemeliharaan dan memperkuat jaringan listrik nasional. Meningkatkan dan memodernisasi fasilitas yang sudah ada sangat penting untuk menjaga layanan dan kinerja berkualitas tinggi bagi pelanggan.”

 

Menstabilkan Kembali Energi Melalui Jaringan yang Lebih Cerdas dengan Otomatisasi

GE, yang sudah berada di Indonesia selama 75 tahun, menyediakan 20 persen kapasitas pembangkit listrik negara ini. Perusahaan ini sudah lama berkomitmen untuk mengembangkan solusi teknologi untuk membantu negara kepulauan ini mengatasi tantangan infrastruktur dalam menyediakan pasokan listrik yang stabil dan aman bagi masyarakat.

Salah satu solusi yang dikembangkan oleh tim Automation & Protection Services GE adalah GridNode Interconnection Protection Solution yang menawarkan pengawasan jaringan dan perlindungan berbasis System Integrity Protection Scheme (SIPS). Solusi yang disebut juga sebagai Advanced Defense Mechanism oleh perusahaan utilitas ini, dikembangkan sebagai teknologi otomatis yang mengumpulkan data dari sistem relai yang terhubung. Solusi ini mendeteksi dan memberikan peringatan mengenai ketidakstabilan listrik di jaringan atau di pembangkit listrik, sehingga memungkinkan operator di sistem kelistrikan mengambil langkah yang cepat, sehingga membantu memitigasi gangguan listrik skala besar seperti yang pernah terjadi tahun 2019.

“Saat terjadi kesalahan, sebenarnya ada jangka waktu di mana kami bisa mengambil tindakan,” jelas Restu. “Sebagai contoh, saat ada gangguan sistem yang disebabkan oleh beban kerja yang terlalu besar, sistem GridNote mendeteksi gangguan dalam jaringan dan dalam durasi 100 milidetik, Interconnection Protection Solution melakukan konfirmasi kembali bahwa telah terjadi gangguan dan mengidentifikasi sumber masalah tersebut.” Sistem tersebut kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan menjalankan instruksi untuk berbagi beban atau mematikan beban kelistrikan demi menjaga kestabilan dan meminimalkan dampak pada jaringan dan pelanggan.

 

Mendukung Ambisi Energi Terbarukan di Kawasan

Pemerintah Indonesia saat ini memiliki rencana untuk mengembangkan hingga 40,6GW kemampuan pembangkit listrik baru, 51,6 persen di antaranya berasal dari sumber energi terbarukan. Ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kapasitas terbarukan hingga 23 persen pada tahun 2025, untuk menekan emisi karbon dan mengikuti aspirasi terbarukan di kawasan ini. Di samping sangat dibutuhkan untuk masa depan planet ini, mengintegrasikan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, akan berdampak besar terhadap kestabilan jaringan listrik karena faktor inherent intermittency pada sumber energi ini.  Dengan variabel terbarukan yang diharapkan mewakili 20 persen dari total kapasitas sistem energi, perubahan cuaca yang tidak terduga dapat menyebabkan hilangnya persentase ini, menciptakan ketidakstabilan di jaringan karena konsumsi akan melebihi kapasitas pembangkit listrik.

“Untunglah,” jelas Restu, “System Integrity Protection Schemes (SIPS) GE bisa secara efisien mendeteksi ketidakstabilan dan melakukan tindakan untuk menstabilkan kembali sistem tersebut dengan mengisolasi segmen jaringan yang terdampak dan membuka pasokan daya cadangan seperti baterai atau gas.”

“Keuntungan lebih lanjut dari SIPS adalah sistem ini merupakan solusi yang direkayasa dan sudah diuji dan dipelajari dalam berbagai kasus simulasi berbeda,” tambahnya. “Jadi, tindakan yang diambil dalam situasi sebenarnya adalah langkah-langkah yang paling efisien dari sudut pandang engineering.” Untuk efisiensi tambahan, Restu menjelaskan bahwa sistem terotomatisasi seperti SIPS bahkan bisa menerima ramalan cuaca sebagai data input untuk membuat rencana menghadapi cuaca buruk.

 

Solusi Disesuaikan untuk Tiap Negara

Dalam hal solusi jaringan, terutama dalam area otomatisasi jaringan dan kendali, GE adalah yang terdepan dalam teknologi dan inovasi. Selain jajaran lengkap produk inovatif dan berbagai solusinya, GE juga memanfaatkan pengalaman selama bertahun-tahun dan keterampilannya untuk memenuhi tantangan unik dari sistem energi di seluruh dunia. “Di Indonesia saja, tim kami terdiri dari para pakar mulai dari engineering, manajemen proyek, pekerja garis depan, pakar komersial dan bahkan sales,” ucapnya. “Ini berarti saat ada proyek di Indonesia, tim GE Indonesia sepenuhnya mampu untuk mendesain, merekayasa, mengonstruksi, menginstalasi, menguji dan menugaskan satu sistem sehingga sepenuhnya berfungsi dari awal hingga akhir,” ucap Restu.

Keberadaan GE yang sudah lama di Indonesia secara jelas merefleksikan fokus perusahaan dalam mengembangkan dan mendukung jaringan energi Indonesia, menyediakan teknologi dan solusi terbaru baik untuk pelanggan utilitas maupun non-utilitas di industri seperti minyak dan gas, dan pertambangan logam. Dengan pengalaman selama bertahun-tahun baik di dalam negeri maupun di seluruh dunia, GE siap untuk terus mendukung Indonesia di era baru energi terbarukan dan dekarbonisasi.